Pengertian, Cara Menghitung dan Pertanyaan tentang HPP dalam Akuntansi

Berikut adalah pengertian, Rumus, Contoh Soal HPP beserta cara menghitung (penyelesaian) dan beberapa pertanyaan – pertanyaan tentang HPP dalam perusahaan dagang.

Dalam ilmu perdagangan tentunya kita mengenal istilah harga beli dan jual, untuk pedagang warung kecil biasanya hanya mengira – ngira dagangannya harus dijual berapa agar mendapat keuntungan.

Seperti pedagang risoles misalnya yang menitipkan dagangannya di kantin sekolah, ia menjualnya seharga Rp. 800 dan dijual ke siswa sebesar Rp. 1000 agar pihak kantin mendapatkan keuntungan per pcs nya juga.

Selain itu pihak pedagang risoles juga harus memperkirakan bahan yang dibuat apakah sebanding dengan uang yang ia hasilkan.

Pedagang di kantin juga memperhatikan pula, apakah risoles dapat diterima siswa atau tidak, berapa untung yang ia peroleh pula.

Apabila pedagang kantin itu mengambil dagangan risolesnya sendiri (dengan kendaraan pribadinya) tentunya yang dijual akan semakin mahal karena transportasi masuk juga.

Demikian sama halnya dengan jual beli online. Ongkir ada yang ditanggung pembeli ada pula yang tidak ditanggung pembeli dengan menggunakan syarat minimum pembelian.

Keuntungan harus diperhatikan juga. Ada yang mematok keuntungan besar, adapula yang kecil. Biasanya untuk perusahaan yang masih berkembang mematok keuntungan yang tidak terlalu besar.

Akuntan yang lain baca Laporan Perubahan Modal dengan Berbagai Tipe Perusahaan

Setelah ilustrasi di atas, istilah yang tepat untuk menghitung berapa yang harus kita jual adalah HPP.

HPP merupakan kependekan dari harga pokok produksi.

Pengertian HPP

Pengertian dari HPP adalah unsur pengurang penjualan. HPP bisa dihutung sebelum ada penjualan pula dengan cara menambahkan harga jual dengan biaya beban angkut dan mengurangkannya dengan retur serta diskon/potongan yang ada.

Berikut ini adalah unsur unsur HPP

  1. Pembelian
  2. Retur pembelian
  3. Potongan pembelian
  4. Beban angkut pembelian

Contoh Ilustrasi Penyusunan HPP dari Kejadian yang Biasa dialami dalam Kehidupan Sehari – hari

UD ABC membeli kayu gelondongan pada 12 Januari 2020 sebanyak 30 buah secara kredit dengan termin pembayaran 5/10,n/30. Masing masing harganya sebesar Rp. 300.000 dengan biaya angkut sebesar Rp. 300.000.

Setelah sampai di lokasi tempat dijual, ada ongkos untuk menurunkan dan menata kayu. Tn. Atan sebagai pemilik membelikan rames kepada 5 tukang yang akan menata kayu tersebut sebesar Rp. 13.000. Setelah dilihat ternyata ada 5 kayu yang salah kirim kemudian dikembalikan lagi ke suppliernya. Beberapa hari kemudian tepatnya tanggal 19 Januari 2020, UD ABC melunasi pembelian kayunya. Hitunglah HPP !

Rumus HPP

HPP = PERSEDIAAN BARANG DAGANG AWAL + (PEMBELIAN + BEBAN ANGKUT PEMBELIAN – RETUR PEMBELIAN – DISKON) – PERSEDIAAN BARANG DAGANG AKHIR

Secara sederhana juga kita bisa menggambarkan rumusnya sebagai berikut

HPP = PEMBELIAN + BEBAN ANGKUT PEMBELIAN – RETUR PEMBELIAN – DISKON

Dari informasi di atas, kita harus menguraikannya terlebih dahulu agar tidak kebingungan

Diketahui :

  1. Membeli kayu gelondongan  pada 12/01/2020
  2. Sebanyak 30 buah
  3. Metode kredit dengan termin pembayaran 5/10,n/30
  4. Harga @Rp.300.000
  5. Biaya angkut Rp. 300.000
  6. Ongkos tukang dengan nasi rames sebesar @Rp. 13.000 untuk 5 orang
  7. Retur sebanyak 5 kayu
  8. Melunasi tanggal 19/01/2020

Ditanyakan :
HPP?

Jawaban :

Cara Menghitung HPP

Lihat Juga: Pengertian, Klasifikasi Kelompok dan Contoh Laporan Laba Rugi

Peguraian termin pembayaran
5/10,n/30 adalah termin pembayaran kredit yang artinya pembeli akan mendapatkan diskon/potongan pembelian sebesar 5 %  ketika pembeli dapat melunasi utangnya dalam jangka waktu tidak lebih dari 10 hari setelah adanya pembelian. n/30 adalah jangka waktu pelunasan, apabila pembeli tidak dapat melunasi pada waktu itu maka akan dikenakan denda. n/30 berarti jangka waktunya 1 bulan.

Mengapa HPP per unit tidak dibagi 30 unit?
Karena 5 buah kayu telah dikembalikan yang tidak sesuai dengan pesanan dan kita tidak menerima ganti rugi selain dari retur untuk mengurangi utang saja. Sehingga setelah menemukan HPP – nya kita hanya membaginya dengan jumlah yang tersedia. Untuk yang sudah dikembalikan sudah tidak dihitung lagi.

Mengapa potongan pembelian tidak 5% dari jumlah keseluruhan dan mengapa harus dikurangi karena adanya unit yang dikembalikan?
Kembali lagi seperti penjelasan pada HPP per unit yang tidak dibagi dengan 30 unit. Ada barang yang sudah dikembalikan otomatis kita hanya menghitung yang ada saja. Barang yang dikembalikan itu berarti tidak jadi kita beri. Setelah supplier mengurangi piutangnya, otomatis utang kita berkurang. Sejalan dengan potongan pembelian.

Mengapa beban angkut tidak berkurang karena adanya barang yang telah dikembalikan setelahnya?
Beban angkut berlaku di awal sebelum kita mengetahui ternyata ada pesanan yang tidak sesuai. Jadi beban angkut tidak dikurangi. Tidak sama seperti potongan pembelian.

Yakin Gak Mau Baca Apa itu Pasiva dan Mengapa Letaknya di Sebelah Kiri?

Demikian artikel seputar HPP dalam perusahaan dagang yang meliputi pengertian, rumus, cara menghitung dan beberapa pertanyaan seputar HPP. Semoga menambah wawasan dalam mendalami ilmu akuntansi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *